Cara Menjaga Kesehatan Gigi

                    1. Menggosok gigi (brushing)

a)      Cara menggosok gigi yang benar

Masalah yang seringkali ditemui pada masyarakat Indonesia adalah cara menggosok gigi yang salah. Pada prinsipnya mengosok gigi yang benar harus dapat membersihkan semua sisa-sisa makanan terutama pada ruang intradental. Gerakan sikat gigi tidak merusak jaringan gusi dan mengabrasi lapisan gigi dengan tidak menekan secara berlebihan.

Menurut Gupte (1991) teknik menggosok gigi yang benar antara lain gosoklah seluruh permukaan gigi yang menghadap ke pipi dan lidah. Pastikan seluruh permukaan telah tergosok. Untuk gigi atas gerakan sikat dari atas ke bawah dan sebaliknya untuk gigi bawah gerakan sikat dari bawah ke atas. Gosoklah dengan lembut permukaan gusi dan lidah. Posisi sikat gigi kurang lebih 45 derajat di daerah perbatasan antara gigi dan gusi sehingga gusi tidak terluka.

b)      Pemilihan sikat yang benar


Sikat gigi menjadi salah satu faktor dalam menjaga kesehatan gigi. Apabila kita salah memilih dan menggunakan sikat gigi maka sisa-sisa makanan yang ada di sela gigi tidak dapat terjangkau. Untuk anak usia sekolah sikat gigi yang baik adalah sikat gigi dengan bulu halus yang terbuat dari nilon dengan panjang sekitar 21 cm (Potter & Perry, 2005). Menurut Fitriana (2006) pilih sikat gigi yang kecil baik tangkai maupun kepala sikatnya sehingga mudah dipegang dan tidak merusak gusi. Ujung kepala sikat menyempit agar mudah menjangkau seluruh bagian mulut yang relatif kecil. 

penggunaan pasta gigi juga diperhatikan. pilihlah pasta gigi yang mengandung fluor. ukuran pasta giginya sendiri yaitu hanya sebesar biji jagung. saat menyikat gigi, jangan berkumur terlalu sering agar kandungan fluor dalam pasta gigi dapat menyerap pada gigi.

c)      Frekuensi menggosok gigi

Menggosok gigi sedikitnya empat kali sehari (setelah makan dan sebelum tidur). Hal itu merupakan dasar untuk program oral hygiene yang efektif (Potter & Perry, 2005). Menggosok gigi sebelum tidur sangat penting karena saat tidur terjadi interaksi antara bakteri mulut dengan sisa makanan pada gigi (Hockenberry & Wilson, 2007). Manson (1971 dalam Ginandjar 2011) berpendapat bahwa menggosok gigi sehari cukup 2 kali, setelah makan pagi dan sebelum tidur malam.

2.      Mengatur Makanan


Penelitian yang dilakukan oleh Stephen 1981 dalam Schuurs 1992) menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara kenaikan karies gigi dengan frekuensi kebiasaan mengkonsumsi makanan yang mengandung sukrosa. Sukrosa yang berlebih dapat mengakibatkan pH dari plak gigi akan turun dari 6.5 menjadi 5.0. Penurunan pH tersebut menyebabkan demineralisasi dari lapisan email gigi. Oleh karena itu seseorang yang sering mengkonsumsi makanan mengandung sukrosa, semakin lama keadaan pH asam bertahan dalam rongga mulut.

Sumber makanan yang baik dikonsumsi untuk penguat gigi yakni makanan yang mengandung tinggi kalsium. Menurut Gupte (1991) mengonsumsi kalsium, fospor, vitamin C, dan vitamin D dapat menguatkan gigi. Vitamin C dan D baik untuk pembentukan gigi. Kalsium dan vitamin D adalah fondasi penting untuk membuat tulang dan gigi yang kuat. Kalsium mendukung struktur tulang dan gigi, sedangkan vitamin D meningkatkan penyerapan kalsium dan pertumbuhan tulang. Seperti susu, keju, yogurt, telur, sayur mayur, buah- buahan, dan lain sebagainya Gupte (1991

3.      Hindari kebiasaan mengemil makanan manis dan lengket diantara waktu makan (misal permen, coklat, soda, dll)


4.     Periksa rutin ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali.



0 komentar:

Posting Komentar

Contact

Talk to us

Address:

Jl. Tirto Agung, Pedalangan, Kec. Banyumanik, Kota Semarang, Jawa Tengah 50268

Studying Time:

Monday - Friday from 9am to 5pm

Phone:

+62247460274

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.